Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya kekhawatiran terhadap perubahan iklim telah mendorong organisasi untuk mengubah prioritas mereka tidak hanya untuk mencapai tujuan ekonomi tetapi juga untuk mempertimbangkan tujuan ekologi. Hal ini bertepatan dengan tren global terkini menuju pembangunan berkelanjutan dan pelanggan yang ingin memanfaatkan produk dan layanan lingkungan (Zhang et al., 2020). Namun, hal ini bertentangan dengan sifat upaya produsen untuk mengurangi biaya karena mereka mungkin berpikir bahwa memenuhi persyaratan lingkungan akan meningkatkan biaya, sehingga menimbulkan konflik prioritas antara aspek ekonomi dan lingkungan. Oleh karena itu, integrasi antara meningkatnya tuntutan lingkungan, kelangkaan sumber daya, dan pentingnya keberhasilan ekonomi merupakan tantangan yang signifikan.

Penggunaan LCC (Life Cycle Costing) dicirikan oleh aplikasi yang spesifik pada sektor tertentu, dibandingkan dengan kerangka kerja atau metodologi apa pun yang mencakupnya. Secara historis, LCC sering digunakan untuk mencerminkan biaya internal yang dikeluarkan oleh satu pelaku pasar, namun LCC juga dapat digunakan untuk menilai biaya internal lebih dari satu pelaku dalam rantai nilai. Kebutuhan untuk memperhitungkan semua perspektif dan mempertimbangkan biaya serta dimensi keberlanjutan lainnya di seluruh siklus hidup suatu produk menyebabkan pengembangan metode LCC yang lebih inklusif. Ada tiga jenis LCC diantaranya LCC konvensional (LCC) adalah penilaian ekonomi murni yang hanya memasukkan biaya dan manfaat internal (dari satu atau lebih pelaku pasar dalam siklus hidup produk). LCC Lingkungan (En-LCC) adalah penilaian seluruh biaya internal dan eksternal yang terkait dengan siklus hidup suatu produk, dengan penyertaan eksternalitas yang dimonetisasi sebagai pelengkap. LCC Masyarakat (S-LCC) memperhitungkan semua biaya dan eksternal yang relevan bagi seluruh masyarakat, baik di masa kini maupun masa depan, hal ini juga memonetisasi seluruh eksternalitas (Arulnathan et al, 2022).

Meskipun LCC dan LCA menggunakan siklus hidup dalam penilaian, keduanya sering diterapkan secara independen. Namun dengan adanya integrasi LCA dan LCC memberikan titik awal untuk pelaporan upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Integrasi menggunakan kerangka siklus hidup yang sesuai berdasarkan urutan aktivitas dalam rantai nilai sangat mendukung pencapaian produk ekologis dan aspek ekonomi yang mendukung pengambilan keputusan menuju pembangunan berkelanjutan (Atia et al, 2020). Sehingga dapat memberikan panduan bagi akuntan manajemen dan dasar bagi pengambil keputusan mengenai sistem dan manajemen berkelanjutan. Integrasi LCC dan LCA mampu menjelaskan dampak trade-off antara aspek ekonomi dan lingkungan, dan memberikan informasi yang tepat tentang siklus hidup produk, sehingga meningkatkan efisiensi kinerja dan akurasi dalam pengambilan keputusan.

Comments are closed