Air merupakan komponen kunci bagi semua sistem kehidupan. Semua kehidupan darat dan air termasuk tanaman dan hewan pasti membutuhkan air untuk bertahan hidup. Air menutupi ~70% permukaan bumi dimana hanya 3% air yang digunakan sebagai air tawar. Menurut UNICEF dan WHO, lebih dari sekitar 1,1 miliar orang tidak memiliki akses bersih dan pasokan air bersih. 2,6 miliar orang di seluruh dunia tidak dapat menggunakan sanitasi yang memadai (Moe dan Rheingans, 2006). Secara geografis, kelangkaan air disebabkan oleh ketidakmerataan antara kebutuhan dan pasokan sumber air. Pasokan air tawar yang tidak memadai atau terbatas adalah salah satu masalah serius yang dihadapi negara-negara miskin di dunia, tetapi populasi negara-negara tersebut bukanlah satu-satunya populasi yang menanggung beban kelangkaan air (McDonald et al. 2011; Dar & Khan 2011). Jutaan orang di seluruh dunia tidak dapat menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari karena kelangkaan air. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan efek yang terkait terus meningkatkan permintaan air bersih untuk kesehatan, kebersihan, pertanian dan pembangunan.

Kualitas air tawar yang baik sangat penting untuk konsumsi minum, mandi, irigasi, dll. Namun, penggunaan air tawar dalam jumlah besar di industri untuk berbagai keperluan merupakan salah satu sumber limbah cair serta kelangkaan air. Berbagai praktik industri dan tuntutan yang meningkat dari hari ke hari menciptakan tekanan terhadap lingkungan dan sumber daya alam (Ahuti 2015). Di banyak negara, badan air juga terkontaminasi fluorida, nitrit, dan berbagai jenis metaloid beracun (Owa 2013). Sudah menjadi fakta umum bahwa kelangkaan air akan mempengaruhi produksi pangan, berbagai faktor lingkungan dan keanekaragaman hayati (Yadav et al. 2007). Pengolahan air limbah yang tidak memadai dan penggunaan air tawar dalam jumlah besar tidak diragukan lagi merupakan masalah dan tantangan kesehatan masyarakat global yang besar bagi pembangunan berkelanjutan (Chowdhary, 2020).

Sektor industri dapat meningkatkan keberlanjutan mereka di seluruh dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial melalui kolaborasi yang diarahkan pada pengurangan penggunaan sumber daya dan produksi limbah. Kerjasama antar perusahaan seringkali dapat difasilitasi oleh regulator melalui peraturan dan insentif ekonomi (Aviso et al., 2010). Metode yang efektif untuk mendorong daur ulang, penggunaan kembali, dan konservasi (Ding dan Hua, 2012), karena memungkinkan industri untuk mencapai keberlanjutan lingkungan. Mengelola penggunaan air sangat penting sebagai strategi mitigasi perubahan iklim untuk meminimalkan dampak buruk pemanasan global terhadap produktivitas industri. Poin ini diilustrasikan dengan jelas oleh kekeringan yang melanda Afrika Selatan pada tahun 2016–2018.  Air adalah sumber daya penting yang banyak industri andalkan untuk berbagai keperluan seperti pendinginan, pembangkitan uap, formulasi produk, dan pencucian. Terlepas dari peran penting air dalam lingkungan dan sistem ekonomi, tekanan air semakin diakui sebagai masalah global. Kelangkaan air dengan kualitas yang memadai karena perubahan iklim, penipisan sumber daya, dan kontaminasi polutan menyebabkan masalah lingkungan dan sosial ekonomi (World Bank, 2016; Liu, 2022). Oleh karena itu, pengelolaan air sangat penting untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Comments are closed