
Peran biomassa dalam transisi ekologis memiliki banyak segi, yang saling terkait antara aspek produksi energi, keberlanjutan lingkungan, dan pembangunan sosial-ekonomi. Ketika masyarakat berupaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi degradasi ekologis, biomassa muncul sebagai pemain penting dalam transisi ini karena potensinya untuk menghasilkan energi terbarukan dan integrasinya ke dalam berbagai proses industri.
Biomassa, yang didefinisikan sebagai bahan yang dapat terurai secara hayati dari sumber biologis seperti pertanian dan kehutanan, menawarkan sumber energi yang serbaguna. Biomassa dapat diubah menjadi panas, listrik, dan biofuel (Ilari et al., 2022). Transisi ke energi biomassa terkait erat dengan pengurangan jejak ekologis dan promosi praktik berkelanjutan. Peningkatan efisiensi produksi energi biomassa tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga memfasilitasi peralihan dari bahan bakar fosil, membantu dalam mitigasi masalah ekologis yang terkait dengan sumber energi tradisional (Karmaker et al., 2021).
Teknologi inovatif di sektor biorefinery mengubah biomassa menjadi produk yang berharga sekaligus meningkatkan hasil ekologis. Kemajuan dalam desain biorefinery yang meningkatkan aksesibilitas biomassa dan efisiensi konversi, yang menunjukkan implikasi yang menjanjikan untuk valorisasi limbah ekonomi (Liu et al., 2021). Inovasi ini merupakan bagian penting dari model ekonomi sirkular terpadu, di mana limbah diminimalkan, dan biomassa dimanfaatkan sepenuhnya untuk menghasilkan energi terbarukan dan berbagai bioproduk.
Implikasi ekologis dari penggunaan energi biomassa meluas ke pengelolaan karbon dan mitigasi perubahan iklim. Reservoir karbon yang signifikan ditemukan di dalam hutan sekunder yang kaya biomassa, yang secara efektif dapat menyerap karbon dan berkontribusi pada upaya ketahanan iklim. Selain itu, integrasi biomassa ke dalam sistem energi dapat menawarkan manfaat yang luas dalam hal kemandirian energi dan pengurangan emisi karbon (Ilari et al., 2022; Stanula et al., 2023). Pentingnya menilai perubahan penggunaan lahan dan dampak keanekaragaman hayati bersamaan dengan pengembangan energi biomassa, karena budidaya biomassa terkadang dapat menyebabkan pemindahan dan gangguan ekologis jika tidak dikelola secara berkelanjutan.
Comments are closed