Fashion memenuhi permintaan yang datang dari konsumen dengan koleksi baru setiap minggu (Stanton 2018). Konsumsi pakaian global 400% lebih banyak daripada jumlah yang dikonsumsi dua dekade sebelumnya (Shirvanimoghaddam et al. 2020). Pertumbuhan konsumsi menentukan jumlah energi yang digunakan dalam menjalankan produksi, jumlah bahan yang beredar, dan cara penanganan bahan selama penggunaan, yang semuanya berdampak terhadap lingkungan. Pada tahun 2050 diperkirakan industri fashion akan menggunakan hingga 25% anggaran karbon dunia (Pandey 2018). Ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi dampak lingkungan dari industri fashion untuk keberlanjutan melalui pendekatan ekonomi sirkular.

Industri tekstil dan pakaian adalah salah satu industri barang dagangan pelanggan yang paling penting dengan rantai pasokan yang panjang (EURATEX, 2017). Manufaktur pakaian jadi membutuhkan volume energi dan air yang sangat besar dalam produksi kain. Polusi adalah masalah awal lainnya dalam industri tekstil dan pakaian. Tanpa pengolahan yang tepat sebelum dibuang, air limbah pengolahan basah mengandung zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan ekologis yang serius dengan mencemari limbah gas, air limbah, dan kain itu sendiri (Hasanbeigi dan Price, 2015; Jia, 2020). Ellen MacArthur Foundation (2017) menerbitkan laporan yang mengonfirmasikan bahwa emisi gas rumah kaca dari produksi tekstil dan pakaian melebihi emisi gabungan dari penerbangan internasional dan transportasi laut. Dan diperkirakan akan mencapai seperempat dari emisi karbon dunia pada tahun 2050 (Ellen MacArthur Foundation, 2017). Hal ini menunjukkan perlunya upaya yang optimal dalam menyesuaikan sirkularitas rantai pasokan tekstil melalui inovasi berkelanjutan, yang layak dipelajari.

Ada beberapa pendekatan yang dapat diadopsi oleh industri tekstil dan pakaian untuk mengatasi tantangan yang dihadapinya, demi kelangsungan hidup dalam ekonomi sirkular yang membutuhkan penggunaan sumber daya dengan sedikit atau tanpa pemborosan atau nol emisi, namun tetap mampu menghasilkan keuntungan tanpa merusak lingkungan (Chen, 2021). Ekonomi linier industri tekstil dan pakaian saat ini dapat diubah menjadi ekonomi sirkular dengan berfokus pada bahan mentah, produk, penggunaan, dan aktivitas setelah penggunaan. Input dan output dari siklus hidup produk tekstil industri fashion memiliki peran dalam optimasi penurunan dampak lingkungan.

Comments are closed