Saat ini, karena sifat unggul dari plastik (biaya rendah, ringan, tahan air), produksi plastik telah berkembang pesat untuk aplikasi di bidang pertanian, industri, pengemasan, perawatan medis, perangkat elektronik dan listrik, bangunan, dan konstruksi. Penggunaan produk plastik secara luas telah menyebabkan generasi limbah plastik yang sangat besar. Sebanyak 6300 juta ton sampah plastik global dihasilkan antara tahun 1950-2015 (Geyer et al., 2017). Diperkirakan sampah plastik global akan mencapai 270 juta ton dari tahun 2015 hingga 2060 (Lebreton dan Andrady, 2019). Meskipun plastik merupakan bahan yang dapat didaur ulang dan tahan lama, tingkat pemulihan plastik sejauh ini kurang dari 5% (Sutherland et al., 2011).

Dalam masyarakat modern, plastik terus terakumulasi dengan kecepatan yang tidak terkendali di lingkungan karena daya tahan bahan plastik, pembuangan limbah plastik yang tidak tepat, dan meluasnya penggunaan produk plastik (Xiang et al, 2022). Plastik di lingkungan secara bertahap akan terurai menjadi partikel kecil, fragmen dan serat yang disebut mikroplastik karena faktor pelapukan, degradasi, dan mediasi mikroba (Auta et al., 2017). Diperkirakan terdapat 93–236 ribu ton mikroplastik yang hanyut di permukaan lautan, yang setara dengan hingga 51 triliun partikel (Van Sebille et al., 2015). Selain itu, dilaporkan bahwa produksi tahunan mikroplastik oleh lahan pertanian adalah 44–300 ribu ton di Amerika Utara dan 63–430 ribu ton di Eropa (Nizzetto et al., 2016). Akumulasi mikroplastik yang masif dan cepat telah menarik banyak perhatian dari komunitas ilmiah global dan pemerintah.

Masker wajah sekali pakai dapat menjadi saluran penularan patogen dan beban lingkungan karena pengelolaan yang tidak memadai. Baru-baru ini, sejumlah besar masker yang dibuang ditemukan hanyut ke pantai, sepanjang jalan raya dan drainase. Sebagian besar masker terbuat dari kain bukan tenunan, yang terdiri dari plastik seperti polipropilena (PP), poliuretan (PU), poliakrilonitril (PAN), polistirena (PS), polikarbonat (PC), polietilen (PE), dan polietilen tereftalat (PET) (Aragaw, 2020). Polusi plastik menjadi perhatian global karena keberadaannya di mana-mana dan tidak dapat terurai. Dalam beberapa tahun terakhir, mikroplastik yang sebagian besar terurai dari limbah plastik besar diakui sebagai polutan baru yang mendapat perhatian global karena penyebarannya yang luas dan potensi dampak buruknya. Ada kemungkinan mikroplastik dapat terlepas dari masker karena keausan serta degradasi lingkungan (Aragaw, 2020; Chen et al, 2021). Hal ini perlu mendapat perhatian dalam manajemen pengelolaan limbah dengan pembuangan limbah masker dengan tepat dan mengurangi dampak lingkungan.

Categories:

Comments are closed