D. Mora, pixabay.com

Teknologi mengubah kehidupan manusia. Penting untuk mengidentifikasi apakah perubahan itu menghasilkan dampak positif atau negatif, apakah energi dikonsumsi secara efisien. Selama bertahun-tahun, industri telah dipengaruhi oleh siklus teknologi yang berbeda yang telah menimbulkan dampak yang berbeda tidak hanya pada industri tetapi juga pada masyarakat dan lingkungan. Revolusi Industri berdampak secara sosial, lingkungan, dan ekonomi dalam berbagai cara mulai dari mesin uap dan pabrik yang menandai dimulainya era modern produksi mekanis, hingga interkoneksi dan manajemen data yang menandai pabrik nyata/virtual baru saat ini (Schwab, 2017). Revolusi industri ditandai dengan munculnya teknologi baru dan cara baru dalam memandang dunia yang mendorong perubahan besar dalam ekonomi dan struktur masyarakat.

Mengikuti fakta ini, periode-periode berbeda yang diketahui terkait dengan revolusi industri adalah: Revolusi Industri Pertama terutama berdasarkan energi berbasis uap, Revolusi Industri Kedua terutama didasarkan pada zaman baru ilmu pengetahuan dan produksi massal yang digerakkan oleh listrik, Revolusi Industri Ketiga didasarkan pada komputasi dan teknologi digital, dan Revolusi Industri Keempat yang didasarkan pada interkoneksi teknologi terutama terkait dengan teknologi  seperti Internet of Thing (IoT) yang melahirkan Industrial Internet of Thing (IIoT) yang berfokus pada pabrik, big data, augmented reality (AR), virtual reality (VR), cybersecurity, peralatan dan perlengkapan efisiensi energi (Sanchez, 2019).

Kinerja berkelanjutan tidak dapat dicapai tanpa inovasi. Kemajuan teknologi dan inovasi menghasilkan transformasi mulai dari lingkup individu hingga keseluruhan rantai pasokan dan komunitas. Dalam konteks ini, teknologi mutakhir yang disematkan dalam Industri 4.0 dapat mendorong pembangunan menuju pencapaian target SDG, khususnya terkait sektor industri (Hidayatno et al., 2019). Demikian pula, kemungkinan baru yang dibuka oleh teknologi Industri 4.0 dapat memanfaatkan Ekonomi Sirkular (CE) dan membantu mengatasi beberapa target SDG. Tujuan Industri 4.0 adalah menghubungkan industri ke internet, mengubah pabrik menjadi lebih ekonomis, cerdas, dan efisien. Skenario teknologi baru ini diyakini akan merevolusi industri saat ini dan mungkin akan memengaruhi semua sektor dengan mengubah desain, operasi, dan transportasi produk dan material (Hofmann dan Rüsch, 2017). Industri 4.0 menjelaskan penggunaan teknologi integratif dan saling terhubung untuk optimalisasi produksi.

Teknologi dapat diterapkan secara individual, tetapi ketika diterapkan secara bersamaan Industri 4.0 menunjukkan potensi sebenarnya, menghasilkan solusi teknologi mutakhir berdasarkan pengumpulan data dan proses manufaktur cerdas (Hofmann dan Rüsch, 2017). Namun, teknologi ini tidak hanya bermanfaat karena keunggulan manufakturnya, tetapi juga karena dapat digunakan untuk mengurangi timbulan limbah, meminimalkan dampak lingkungan, dan membantu mendorong pengembangan industri menuju proses produksi yang lebih bersih (Yadav et al., 2020). Pembangunan berkelanjutan sangat bergantung pada hubungannya dengan perkembangan teknologi. Dari perspektif ini, pengembangan Industri 4.0 dapat mendorong jenis kemajuan baru yang unggul dalam pengoptimalan sumber daya, pengelolaan limbah, dan praktik berkelanjutan lainnya (Machado et al., 2020). Fokus tunggal pada pengembangan teknologi dapat mengarah pada pertumbuhan industri, tetapi pada saat yang sama, dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan semakin mengurangi ketersediaan sumber daya alam (Lieder dan Rashid, 2016; Dantas, 2020). Dengan demikian, teknologi dan praktik baru harus digunakan sejalan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

Comments are closed