Circular economy merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan karena kebutuhan untuk memberikan respon yang konkrit untuk mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan (Saidani et al. 2019) yang bergeser dari model ekonomi linier ke sirkular. Meskipun Circular economy dianggap sebagai pendekatan yang relatif muda, namun konsep ini pertama kali diciptakan dan digunakan pada tahun 1990 (Pearce dan Turner 1990).  Circular economy sebagai sistem ekonomi yang menggantikan konsep ‘akhir masa pakai’ dengan mengurangi, sebagai alternatif menggunakan kembali, mendaur ulang, dan memulihkan bahan dalam produksi/distribusi dan konsumsi proses. Hal ini beroperasi di tingkat mikro (produk, perusahaan, konsumen), tingkat meso (ekoindustri) dan tingkat makro (kota, wilayah, bangsa), dengan tujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, sehingga secara bersamaan menciptakan kualitas lingkungan, kemakmuran ekonomi dan keadilan sosial, untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Konseptualisasi Circular Economy yang beragam mengarah pada praktik strategi sirkularitas alternatif (Corona et al. 2019). Oleh karena itu, Circular Economy telah dianggap sebagai semacam konsep yang merangkum berbagai pendekatan. Misalnya, CE sering dikaitkan dengan pendekatan 3 atau 4R— reduce, reuse, recycle, recover atau ke model bisnis yang berorientasi sirkular. Berbagai pendekatan dan strategi tergantung pada tidak adanya kerangka kerja standar. Untuk menghadapi hal ini, sekelompok Standar ISO saat ini sedang dikembangkan oleh Komite Teknis ISO/TC 323, ekonomi sirkular. Kelompok standar ini tidak hanya mencakup seperangkat prinsip dan pedoman untuk penerapan CE, tetapi juga kerangka pengukuran sirkularitas. Memang, alat pengukuran dapat berguna untuk meningkatkan sistem. Sampai saat ini, berbagai indikator sirkularitas telah dikembangkan untuk mengatasi kurangnya metodologi yang selaras untuk menilai strategi Circular Economy.

Meskipun Circular Economy berorientasi untuk mencapai keberlanjutan secara keseluruhan, penting untuk mengeksplorasi lebih dalam bagaimana Circular Economy mempengaruhi kelestarian lingkungan karena dua alasan utama yaitu risiko pergeseran masalah dan efek rebound yang terkait langsung dengan masalah lingkungan (Rigamonti & Mancini, 2021). Oleh karena itu, setiap strategi Circular Economy harus dinilai dengan hati-hati karena belum tentu memberikan manfaat lingkungan. Metodologi penilaian siklus hidup (LCA) dapat diterapkan untuk mengidentifikasi strategi dan opsi ekonomi sirkular yang paling menjanjikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan dari pola konsumsi dan produksi.

Comments are closed